Duh! Penjualan GarudaFood meningkat, membuat laba turun 5%


Pada paruh pertama tahun ini, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) mencatat kinerja yang tidak memuaskan. Meskipun total penjualan perusahaan tumbuh positif, laba bersih perusahaan sebenarnya menurun.

Hingga akhir Juni 2019, penjualan GOOD meningkat 6,07% setiap tahun (tahun-ke-tahun / tahun-ke-tahun) menjadi Rs, 4,27 triliun dari Rs, 4,03 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Jika dirinci, kontribusi terbesar pendapatan tetap dari segmen makanan ringan dengan total pendapatan yang mencapai Rp 3,65 miliar (85,53%). Baris ini juga dapat mencatat margin laba kotor yang cukup tinggi yaitu 35,03%.


Sayangnya, dibandingkan dengan semester I 2018, total penjualan makanan ringan hanya tumbuh 4,66% y / y, di bawah pertumbuhan penjualan segmen minuman (15,25% y / y) dan lainnya (4,58% y / y).

Pada semester I-2019, penjualan segmen minuman berjumlah Rp 617,73 miliar dengan margin laba kotor 7,71%. Sementara penjualan segmen lainnya dihargai Rp 217,31 miliar dengan margin laba kotor 21,48%.

Selain itu, meskipun total penjualan tumbuh positif, laba bersih perusahaan tumbuh negatif karena ditekan oleh harga pokok penjualan dan biaya penjualan.

Selama paruh pertama tahun ini, terjadi peningkatan harga pokok penjualan dari 8,75% menjadi Rp 2,94 miliar, dari Rp 2,71 miliar di paruh pertama 2018. Penguatan ini didorong oleh peningkatan inventaris produk selesai, dari Rp. 344,35 miliar hingga Rp. 644,25 miliar.

Peningkatan harga pokok penjualan langsung menekan laba kotor BAIK, yang akhirnya hanya tumbuh 0,58% YoY menjadi Rp 1,33 miliar.

Laba kotor dikikis oleh biaya penjualan. Beban selanjutnya ini meningkat 5,44% YoY menjadi Rp 712,18 miliar, di mana promosi dan iklan, serta biaya transportasi memiliki kontribusi terbesar.

Karenanya, GOOD hanya bisa memperoleh laba sebesar Rp.218,23 miliar, turun 5,48% dibandingkan laba bersih tahun lalu sebesar Rp.230,87 miliar.

Di sisi lain, dari sisi neraca, perusahaan mencatat kenaikan total kewajiban (liabilitas) sebesar 34,16% dibandingkan akhir Desember tahun lalu.

Total kewajiban perusahaan meningkat menjadi Rp 2,31 miliar di semester pertama 2019, dari hanya Rp 1,72 miliar di akhir Desember 2018.

Posisi kewajiban BAIK tumbuh secara signifikan karena utang bank jangka panjang melonjak lebih dari tiga kali, menjadi Rp. 958,25 miliar, dari Rp. 301,76 miliar sebelum akhir Desember 2018.

Dalam pengungkapan informasi, manajemen perusahaan menyampaikan bahwa kenaikan itu karena untuk memenuhi kebutuhan keuangan pengeluaran modal perusahaan.KabarNewsToday
0 Komentar untuk "Duh! Penjualan GarudaFood meningkat, membuat laba turun 5%"

Back To Top